Oleh: Sebastian Nicolay / X MIPA 7
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,, Salam Sejahtera untuk kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan…”
SMA Negeri 6 Yogyakarta, 12 Juli 2021
Aku begitu terpesona dan berkaca-kaca ketika mendengar kalimat pembuka sambutan dari Ibu Kepala Sekolah SMA baruku ini. Mataku berkaca-kaca. Kalimat yang begitu ramah bagi kami siswa baru ketika memasuki gerbang baru SMA di masa pandemi ini. Aku bahkan kami pelajar Indonesia atau bahkan dunia yang telah tersandera hampir 24 purnama karena virus, merasakan kehangatan sambutan dari Ibu sekolah yang menyiratkan keramahan dan kelembutan luar biasa atas keberagaman agama dan kebhinekaan yang terdapat di sekolah baruku ini.
Begitulah masih sangat terngiang atas kenangan pertama masa SMA pertengahan bulan Juli lalu. Aku begitu antusias saat itu. Hari pertama aku menjadi siswa SMA ( kalau boleh jujur, aku merasa menjadi anak ABG kereen, bukan lagi anak kecil, setidaknya menurutku). Banyak harapan yang aku sematkan di benakku terutama pagi itu di hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah baruku. Harapan akan banyak hal baru yang bisa aku dapatkan di sekolah ini.
Suatu sore di tengah-tengah penantian dan di akhir masa-masa lelahku. kami siswa SMP dalam pencarian, perburuan, serta perjuangan mendapatkan sekolah SMA impian, aku dikagetkan dengan kedatangan undangan bahwa aku mendapatkan kehormatan menjadi wakil siswa dalam acara pembukaan MPLS di sekolah baruku. Sekolah yang telah menjadi impianku dan sangat sulit untuk bisa masuk sekolah ini. Perlu diketahui bahwa aku berasal dari SMP di daerah lereng pegunungan ( kalian bisa membayangkan betapa aku merasa girang sekarang menjadi bagian almamater di sebuah SMA favorit di kota).
Aku ingat betul, waktu itu tanggal 12 Juli 2021 merupakan tonggak bersejarah dalam kehidupan masa SMA bagiku. Bagaimana ya..kalian tentu dapat membayangkan apa yang aku rasakan atau kami rasakan atau mungkin tidak bisa membayangkan karena berada dalam situasi yang berbeda. Iya berbeda situasi karena kami harus mengenal sekolah baru kami melalui MPLS daring. Gimana ya…sedih juga..karena pandemi ini aku dan teman-teman belum bisa merasakan pertemuan nyata di sekolah. Aku merupakan salah satu siswa yang beruntung pada hari itu. Beruntung karena berkesempatan datang ke sekolah dan dapat merasakan keramahan langsung bertatap muka dengan Ibu kepala sekolah dan Bapak/ Ibu guru yang lain.
Masuk halaman sekolah disambut dengan keramahan Bapak/Ibu Satpam. Dengan seragam SMP aku bersama orang tuaku menunggu di ruang tunggu sekolah. Dengan ekor mataku, sambil masih berbasa basi menjawab pertanyaan dan arahan dari Ibuku tentang kegelisahan acara hari itu. Aku katakan dengan basa- basi karena sebenarnya perhatianku tertuju pada beberpa ornamen di ruang tunggu ini. Tepat di depan mataku di atas kotak informasi ada beberapa topeng dan ornamen tulisan huruf Jawa. Ruangan ditata modern. Akan tetapi, ada yang menarik di benakku yaitu topeng. Topeng itu mengingatku akan permainan jatilan pada masa kecilku (aku tersenyum di sudut hatiku atas kenanga itu} Aku sering bermain Jatilan menggunakan topeng dengan iringan musik dari mulutku sendiri. Entah sekarang di mana topeng itu. Tapi,mataku di ruangan tunggu ini kembali mengingatkan akan kenangan masa kecilku. Aku berpikir tradisi daerah masih terpelihara di sekolahku yang ada di tengah kota ini. Aku semakin tergelitik dan tertarik mengetahui lebih dalam lagi. Sepintas ada beberapa foto beberapa siswa dengan beberapa piala yang semakin menggugah naluriku untuk masuk lebih jauh dalam lingkungan sekolah ini Timbul pertanyaan menggelitik juga, apakah di sekolah baruku ini juga terdapat pula siswa-siswa dari berbagai daerah? Bagaimana ya mereka apakah merasa nyaman belajar di sini.
Baiklah, pertanyaan itu aku simpan dalam hatiku. Mataku terus nanar melihat dan mengamati sekolah baruku yang terasa nyaman ini . Aku masuk ruang aula dengan bangunan cagar budaya yang sangat eksotis mengingatkaku pada rumah-rumah dan bangunan bersejarah. Gamelan tertata rapi di sudut ruangan. Timbul pula pertanyaan, apakah di sekolah tengah kota juga ada pelajaran yang identik dengan budaya local? Masih sama juga, pertanyaan itu aku simpan dalam hati. Gema MC di ruang aula Wijaya Bakti, menyadarkan lamunanku untuk fokus pada tugasku yaitu menjadi wakil siswa dalam acara MPLS tahun ini.
Pembukaan MPLS masa pandemi dilakukan secara daring. Sorot lampu dan sorot kamera segera membawaku ke acara. Aku menjalani tugasku dengan rasa bangga dan juga senang. Tak ada rasa ragu di dalam hati dan pikiranku. Mataku saat itu hanya tertuju pada kamera yang menyorotku. Aku lihat kamera yang menyorotiku, dan aku tersadar bahwa aku sedang diperhatikan oleh seluruh teman seangkatanku. Hal ini membuatku sedikit tidak percaya diri, akan tetapi aku berusaha untuk melakukan tugasku dengan maksimal.
Kegiatan berjalan dengan lancar, mata sayu dan badan yang mulai lemas menandakan aku sudah lelah dan bosan. Rasa lelah dan bosanku seketika hilang, ketika aku mendengar pembacaan visi dan misi sekolahku. Aku sangat antusias untuk mengetahuinya, mataku kembali hidup, tak ada rasa bosan yang menyelimutiku lagi. Visi dan misi sekolahku membuatku bersemangat kembali.
Terwujudnya Insan Religius, Cerdas, Unggul, dan Berwawasan Lingkungan. Itulah visi dan misi sekolahku. Betapa keren dan mulia sekali kan? Bagaimana aku bisa melewatinnya coba. Berbekal semangat dan juga keyakinan, sekolahku bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi yang ada. Sekolahku berharap agar semua siswa siswinya memiiiki sifat yang religius, dengan tetap menjalani ibadah dan doa sesuai agama yang dianut para siswa dan siswinya.Siswa yang cerdas adalah salah satu landasan mimpi sekolahku, kami diharapkan bisa menyelesaikan semua permasalahan yang ada dengan cara dan pola piker yang cerdas. Cerdas dengan pintar beda ya. Dengan kecerdasan dan sifat religius yang dimiliki setiap murid, sekolahku berharap agar semua muridnya menjadi pribadi yang unggul dari murid sekolah lain. Sekolahku juga ingin semua siswa dan siswinya untuk tidak memikirkan diri mereka sendiri, akan tetapi juga mau memikirkan alam sekitarnya, dan memiiki wawasn lingkungan. Itulah alasanku tertarik untuk mengetahui visi dan misi sekolahku.
Pengenalan Program Sekolah
Aku masih bingung, bagaimana caranya sekolahku untuk mewujudkan visi dan misinya. Aku mulai bertanya-tanya di dalam benakku. Seakan tahu isi pikiranku, pembawa acara MPLS pun mulai menjelaskan program yang ada untuk mewujudkan visi dan misi sekolahku. Cukup kaget dan juga heran, banyak sekali program yang ada di sekolahku. Sekarang aku mengetahui, mengapa sekolahku dikategorikan sekolah yang favorit. Lihat saja dengan visi dan misi yang sederhana. Akan tetapi bagus karena sekolahku sudah menyiapkan program untuk mewujudkannya.
Mungkin sedikit naif tetapi aku benar-benar kagum dengan sekolahku. Aku masih tidak menyangka bagaimana anak sepertiku bisa masuk di sekolah yang dapat dikatakan hampir sempurna bagiku. Program yang ada di sini juga beragam dan tentunya semua sesuai dengan impian sekolahku yang ingin mewujudkan visi dan misinya. Maka dari itu aku akan menjelaskan apa saja program yang ada di sekolahku, agar kalian bisa tahu juga.
Penyediaan Pembelajaran Pendidikan Agama
Sekolah yang memiliki visi dan misi reigius tentunya sudah menjadi keharusan adanya program pembelajaran Pendidikan agama. Sekolahku memiliki program pembelajaran agama yang sangat baik. Bukan hanya satu agama saja yang diajarkan disini. Akan tetapi semua siswa dan siswinya diberikan fasilitas untuk belajar agama sesuai kepercayaan masing-masing. Hal ini membuatku lebih dapat mendekatkan diriku dengan Tuhan walaupun sedang di lingkungan sekolah. Toleransi menjadi landasan utama untuk siswa dan siswi di sekolahku bisa saling menghormati dan tidak saling mengucilkan. Selain itu, agar siswa merasa nyaman beribadah di sekolah. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan agama (mushola, masjid, ruang agama Kristen, ruang agama kattholik, ruang agama Budha, dan ruang agama Hindu)
Selain program pembelajaran agama, sekolahku juga menyediakan sarana dan prasana untuk belajar agama. Betapa hebat dan kerennya sekolahku bukan? Banyaknya program tidak melupakan tanggung jawab sekolahku untuk menyediakan saran dan prasana untuk belajar juga. Kami diberi fasilitas Mushola dan juga Masjid untuk mereka yang beragama Islam untuk beribadah. Selain penyediaan sarana beribadah siswa beragama Islam, sekolah juga menyediakan fasilitas bagi siswa dan siswi yang beragama lain seperti Katolik, Kristen, Hindu, Budha berupa ruang agama untuk melakukan ibadah dan belajar bersama.
Virus Corona bukan penghalang bagi kami untuk mengadakan kegiatan keagamaan. Walaupun masih pandemi, sekolahku tetap mengadakan kegiatan keagamaan virtual. Banyak kegiatan yang ada seperti, Pesantren Virtual dan Ta’aruf bagi umat muslim. Sekolahku juga mengadakan Retret, dan juga Misa Online bagi yang beragama Kristiani. Selain itu, sekolahku juga rutin mengadakan kegiatan bakti sosial dan membantu orang yang membuntuhkan. Tentu semua kegiatan ini sangat selaras dengan visi dan misi sekolahku.
Pembelajaran di kelas Google Class Room
Untuk mewujudkan insan yang cerdas di sekolahku, sekolahku tetap aktif mengadakan kegiatan belajar mengajar. Ya… walaupun secara daring, akan tetapi sekolahku memiliki caranya sendiri untuk membuat siswa dan siswinya agar tetap semangat untuk belajar. Kami diajak untuk mengikuti pembelajaran melalui berbagai media. Sebagian besar guruku menggunakan Google Class Room untuk membuat grup kelas, dan juga Google Meet untuk bertatap muka secara online. Beberapa guru juga menggunakan modul dan video pembelajaran untuk memberikan materinya. Namun tidak sedikit guru yang menggunakan Google Slide dan Jamboard untuk mengajak siswa dan siswinya lebih aktif dalam pembelajaran.Nah, melalui media pembelajaran daring tersebut, keberagaman agama dan kebhinekaan diintegrasikan di semua mata pelajaran. Sungguh luar biasa!!
Di sekolah negeri bukan hal yang asing lagi jika siswa dan siswinya memiliki keberagamaan agama, suku dan ras. Tentu hal ini membuat semua orang yang di sekolah perlu meningkatkan rasa toleransi. Aku adalah salah satu siswa yang bersama dengan teman beragama lain, yaa…. Kami diajarkan oleh guru kami untuk saling menghormati dan juga tidak saling mengucilkan. Beda bukan berarti musuh kan? Di kelas kami diajak untuk saling membantu, dan tidak membeda-bedakan. Hal kecil seperti ini yang membuat semua warga sekolahku tetap rukun dan memiliki ikatan yang kuat.
Jumat dan Kegiatan Kerohanian
Setiap Jumat aku dan teman-temanku pasti sudah dijadwalkan untuk mengadakan kegiatan kerohanian bersama. Bagi umat muslim biasanya ada diadakan tadarus bersama, dan yang beragama lain akan membaca Kitab masing-masing sesuai dengan agamanya. Selain kegiatan kerohanian, diadakan kegiatan kebersamaan kelas. Kegiatan ini dilakasanakan dengan diskusi antarteman sesuai tema yang sudah ditentukan, saling memberikan pertanyaan dan tanggapan teruma yang berkaitan dengan pembinaan karakter baik.
Bakti Sosial
Mungkin aku sudah sedikit menceritakan sedikit perihal tentang bakti sosial. Aku akan memperjelasnya di sini. Bakti sosial dalah kegiatan rutin yang diadakan sekolahku untuk menumbuhkan rasa kepedulian kepada sesama. Tidak hanya itu kami juga diajak untuk saling bekerja sama dan membantu sesama. Mungkin bagi kalian ini hal yang sepele. Akan tetapi, bagiku dan teman temanku, hal inilah yang membuat kita memiliki empati dan ikatan kebersamaan yang kuat
Simpulan
Keberagaman bukan berarti tidak bisa berteman. Mungkin aku dan teman-temanku berasal dari latar belakang,suku, serta ras yang berbeda, apakah itu akan menjadi penghalang pertemanan kita? Tentu saja tidak. Kami akan tetap berteman, kita selalu mengutamakan toleransi di dalam pertemanan kami. Kami akan selalu saling menghormati saat beribadah, saling menghargai, dan tidak membeda-bedakan. Hal itu didukung oleh program dan fasilitas yang ada di sekolahku. Jadi, kami akan selalu berteman berlandaskan toleransi, dibantu program dan fasilitas sekolah. Di sekolah ini, SMA Negeri 6 Yogyakarta, aku merasa aman dan nyaman, mewujudkan harapan dan impianku meraih cita-cita. Keren dan luar biasa!