YOGYAKARTA — Sebanyak 89 orang yang terdiri dari 50 peserta Calon Tegak Bantara, 28 panitia dari Dewan Ambalan, 4 anggota PMR, dan 7 pembina mengikuti kegiatan Soedikar Night Camp (SNC) yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu, 3–4 Mei 2025 di Jupiter Adventure Zone (JAZ). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dewan Ambalan Soedirman dan RA Kartini Gugusdepan Kota Yogyakarta 03.047–03.048, pangkalan SMAN 6 Yogyakarta.
SNC merupakan ajang pengujian dan evaluasi bagi para Calon Tegak Bantara sekaligus sebagai sarana pembentukan karakter dan kepemimpinan. Tujuannya adalah menilai kesiapan peserta untuk dilantik sebagai Pramuka Penegak Bantara sekaligus sebagai calon anggota Dewan Ambalan yang mampu mengemban tanggung jawab lebih besar.
Peserta berkumpul pada pukul 07.00 WIB di Masjid Wot Galih. Sebelumnya, mereka telah dibagi ke dalam 10 kelompok Soedikar Rescue Unit (SRU), masing-masing didampingi oleh kakak pendamping dari Dewan Ambalan. Kegiatan diawali dengan registrasi dan pemeriksaan perlengkapan, kemudian peserta membaca peta dan melakukan perjalanan menuju bumi perkemahan.
Setibanya di Bumi Perkemahan JAZ, kegiatan dibuka secara resmi oleh Kak Sri Moerni selaku Kamabigus. Ia juga menyematkan scarf kepada peserta yang dikenakan di kepala sebagai simbol kesiapan. Dalam sambutannya, Kak Sri Moerni, S.Pd., M.Pd. menyampaikan harapan agar para peserta selalu bersemangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta mampu memberikan manfaat bagi lingkungan.
Selanjutnya, peserta membangun bivak dan mengikuti kegiatan survival yang terdiri dari tiga pos serta pencarian bahan untuk kegiatan masak rimba. Setelah beristirahat, peserta melanjutkan dengan pelatihan Single Rope Technique (SRT), orientasi peta dan kompas, sesi berbagi pengalaman, serta penerapan materi sandi dan pengenalan rasi bintang. Malam harinya, setelah ishoma, digelar acara api unggun dan pentas seni dari para peserta.
Hari kedua dimulai pukul 02.30 WIB dengan kegiatan orientasi medan, dilanjutkan dengan bina fisik serta studi kasus mengenai pertolongan pertama. Menjelang akhir kegiatan, peserta diminta untuk berkemas dan membersihkan area perkemahan guna memastikan tidak ada sampah yang tertinggal. Rangkaian acara ditutup dengan upacara penutupan, penurunan scarf, serta pemasangan Tanda Kecakapan Umum Bantara sebagai simbol keberhasilan peserta dalam menyelesaikan seluruh tantangan.
Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan mampu menerapkan ilmu dan pengalaman yang didapat, serta menunjukkan tanggung jawab dalam tugas-tugas kepramukaan ke depan. Seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar, aman, dan penuh antusiasme dari seluruh peserta.
Penulis: Camilla Lauver Maulidda Bnhf