YOGYAKARTA - SMAN 6 Yogyakarta berhasil menyelenggarakan kegiatan Simulasi Penanganan Bencana Gempa Bumi pada Jumat, 2 Mei 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga sekolah meliputi siswa, guru, staf administrasi, dan tenaga kependidikan lainnya.
Simulasi ini diadakan dengan tujuan melatih kesiapsiagaan seluruh warga sekolah dan memastikan bahwa semua pihak memahami prosedur evakuasi yang tepat saat terjadi gempa bumi. Hal ini sejalan dengan upaya sekolah dalam membangun budaya siaga bencana di lingkungan pendidikan.
"Simulasi penanganan bencana gempa bumi ini merupakan bagian penting dari program Sekolah Aman Bencana yang kami kembangkan. Yogyakarta berada di wilayah rawan gempa, sehingga seluruh warga sekolah wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi situasi darurat," ujar Kepala SMAN 6 Yogyakarta.
Rangkaian Kegiatan Simulasi
Kegiatan simulasi berlangsung secara sistematis mengikuti protokol standar penanganan bencana. Sepuluh menit sebelum simulasi dimulai, panitia telah menyebar ke pos masing-masing sebagai pengawas jalur evakuasi, pengawas kelas, dan pengawas titik kumpul. Para guru juga sudah mengingatkan siswa untuk mengikuti simulasi dengan serius.
Simulasi dimulai dengan pengumuman dari operator melalui pengeras suara yang menginformasikan tentang terjadinya gempa bumi, diikuti dengan bunyi sirene gempa sebanyak satu kali. Seluruh peserta langsung menerapkan metode "Tiara" (Tiarap, Lindungi kepala, Bertahan) atau yang dikenal secara internasional sebagai "Drop, Cover, and Hold On".
Selama "guncangan" yang berlangsung sekitar 2-3 menit, siswa tetap bertahan di bawah meja atau berlindung di tempat aman dengan pengawasan ketat dari para guru. Setelah guncangan berhenti, operator mengumumkan bahwa guncangan telah berakhir dan meminta seluruh warga sekolah untuk segera melakukan evakuasi. Tanda evakuasi ditandai dengan bunyi sirene kedua.
Proses evakuasi berjalan tertib dengan guru memimpin jalannya evakuasi. Para siswa bergerak dengan cepat namun tetap rapi dan tidak panik menuju titik kumpul di lapangan voli sekolah. Sesuai instruksi, tidak ada yang membawa barang berat selama proses evakuasi.
Penanganan Korban dan Evaluasi
Setibanya di titik kumpul, siswa berbaris berdasarkan kelas masing-masing. Guru kemudian melakukan absensi untuk memastikan semua siswa telah terevakuasi dengan selamat dan melaporkan hasilnya kepada Koordinator Titik Kumpul.
Simulasi juga mencakup penanganan korban dengan skenario dua siswa yang ditunjuk berpura-pura mengalami luka ringan. Tim Kesehatan Sekolah dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS) langsung memberikan pertolongan pertama sesuai dengan protokol penanganan korban.
"Kami sangat terkesan dengan kesiapan dan respons cepat dari Tim UKS dalam menangani korban. Mereka menunjukkan profesionalisme dan pengetahuan yang baik tentang pertolongan pertama," ungkap salah satu guru pengawas simulasi.
Simulasi ditutup dengan pengumuman dari operator yang menyatakan bahwa kegiatan telah selesai, disertai ucapan terima kasih atas partisipasi semua pihak dan himbauan untuk tetap waspada serta mengutamakan keselamatan. Bunyi sirene ketiga menandai berakhirnya simulasi. Panitia kemudian melakukan evaluasi singkat untuk mencatat kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan simulasi.
Pentingnya Kesiapsiagaan Bencana
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan menekankan pentingnya kegiatan simulasi semacam ini dalam membangun kesadaran dan kesiapan menghadapi bencana.
"Kesiapsiagaan bencana adalah tanggung jawab bersama. Melalui simulasi ini, kami berharap seluruh warga sekolah tidak hanya memahami apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa, tetapi juga dapat menerapkannya dengan tenang dan teratur. Keselamatan adalah prioritas utama," jelasnya.
Simulasi Penanganan Bencana Gempa Bumi di SMAN 6 Yogyakarta ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan dalam rangka membangun sekolah tangguh bencana. Ke depannya, pihak sekolah berencana untuk melaksanakan simulasi serupa secara berkala guna memastikan kesiapsiagaan yang berkelanjutan.
Keberhasilan pelaksanaan simulasi ini menunjukkan komitmen SMAN 6 Yogyakarta dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan siaga bencana, sekaligus mempersiapkan generasi muda yang tangguh dalam menghadapi situasi darurat.